Majas Anakronisme: Adalah gaya bahasa yang menunjukkan
adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan
sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
Contoh: Dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam
berbunyi tiga kali. (saat itu jam belum ada)
Majas Paradoks: Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal
yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek yang
dikemukakan berbeda.
Contoh: Dia besar tetapi nyalinya kecil.
Majas Repetisi:Adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau
bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks
yang sesuai.
Contoh: Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah
yang kuharap.
Majas Kontradiksi Interminus: Pernyataan yang bersifat
menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
Contoh: Semua sudah
siap kecuali Ani.
(pernyataan "kecuali Ani" menyangkal pernyataan
sebelumnya, yaitu "semua sudah siap")
Kamar itu benar-benar kosong dan sunyi. Tak ada suara
menggema di dalamnya. Hanya detakan jam dinding saja yang terdengar di sana.
(pernyataan terakhir menyangkal situasi sebelumnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar